Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Aba-aba

Gambar
  Foto dari koleksi pribadi Vini, dijepret di kediaman Ibu Dolorosa Sinaga, Beranda Rakyat Garuda (BRG) Pelari menungging menunggu peluit Busway di kanan jalan menunggu hijau Segelas kopi menunggu antri Kencing ditunggu berdiri   Oh sudah giliran Hidup meloncat dari gaji ke gaji Jadi manusia tatanan Berbudi beradab berduit Sisanya hutang tas Fossil yang tidak terbeli   Negara tidak memberi peringatan Ibu tidak mengajari hidup alam ringkih aku ringkih tanpa aba-aba apalagi selametan   selagi tumbangkan kapitalis dan asing! aku terperosok sendiri dalam waktu dan tuntutan KPR Vini,  21/11/23

Memilih Jalan Tidak Bahagia

Gambar
  Foto dari koleksi pribadi Vini Barangkali tulisan ini menjadi bagian dari meracau, sebab kepalaku sendiri belum bisa mengabstraksi hingga final kemana muara hal-hal yang sedang kupikirkan ini, dan apa tindak lanjutnya, apa CTA atau RTL- nya kalau ada? Selama ini aku melihat, tubuh bisa memilih untuk menjadi senang dan sedih, walau dalam banyak kesempatan ketika kesedihan datang, tubuh merespon dengan emosi-emosi yang bisa jadi dalam kendali, bisa jadi juga di luar kendali. Pengalaman ini tentu secara lebih spesifik membicarakan pengalaman pada tubuhku sendiri, sehingga apa yang kusampaikan di sini sangat patut diperdebatkan kalau sekiranya berbeda dengan kawan-kawan pembaca. Pada proses sedih, kecewa, marah, aku butuh beberapa waktu untuk mengerti perasaanku sendiri, menerima emosi tersebut sebagai “jenis emosi alamiah” pada manusia, lantas secara auto pilot, kepalaku mencari jalan keluar, atau setidaknya mencari jalan untuk keluar dari emosi yang tidak nyaman tersebut. Usaha...

Yang Mati dan Terlupakan

Gambar
  Sebuah Esai Sejarah Indonesia merupakan keniscayaan yang dibangun dengan banyak darah, mulai dari kolonialisasi p anjang Belanda hingga kekerasan yang terjadi antar orang-orang Indonesia sendiri. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) misalnya, saya terus bertanya pada guru mengapa saya harus melihat serangkaian pembunuhan dan siasat lainnya yang tidak saya mengerti lewat film G30S-PKI yang terus diulang-ulang setiap tahun- ketika saya lebih menyukai film Doraemon. Guru hanya mengikuti instruksi kepala sekolah, kepala sekolah mengikuti instruksi dari pusat, lalu pusat mengikuti instruksi siapa? Siapa yang menyarankan anak SD untuk menonton film yang sarat politik dan propaganda tersebut? Atau siapa yang dimaksud dengan “pusat” di sini, sedangkan masa kecil saya sudah lewat era presiden Soeharto. Ketika beranjak di bangku kuliah, saya baru mulai bisa memetakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya di masa kecil, termasuk betapa label PKI ternyata menyimpan kurang lebih satu...

Pamrih itu kolonial. Kolonial itu kita Sendiri.

Gambar
                                                                                                                    foto diakses dari:  https://id.pinterest.com/pin/97390410685580219/ Quotes tentang kemiskinan yang ditulis oleh orang-orang kaya, setengahnya tidak bisa dipercaya. Aku tidak tahu mengapa, orang-orang kaya kerap mendefinisikan orang miskin semau mereka. Gambaran orang miskin itu diperoleh dari isi kepala mereka sendiri terhadap orang miskin. Ketika memberikan bantuan kepada “si prihatin”, sudah tergambar dalam kepala si pemberi bahwa si prihatin akan mengucapkan terima kasih berulang kali, kalau bisa sambil menangis. Orang miski...

Tuhan dalam "After That, then What?"

Gambar
Kesadaran yang mula-mula kudapatkan di awal 20-an adalah pertanyaan mengenai "after that, then what...". Pertanyaan ini mengemuka dalam berbagai pengalaman. Pertanyaan itu membawaku pada tujuan melakukan atau meninggalkan sesuatu. Pertanyaan itu juga membawaku pada "how long" aku bisa mengeksplorasi dan memaklumi kebosananku.  Setahunan aku berkontemplasi mencari Titik akhir dari pertanyaan itu, hingga menemukan bahwa dunia kadang bisa menyenangkanku kadang juga tidak. Namun, semua kesenangan di dunia itu fana, bisa hilang, dengan sebab hilangnya subjek atau objek yang menjadi sebab kesenangan. Lantas, kalau pengikat kesenangan masih terkait dengan sesuatu di luar diri, maka sesungguhnya kesenangan sejati itu tidak ada di dunia. Atau katakanlah, ada orang-orang yg bisa menyenangkan dirinya sendiri, entah dengan solo traveling, makan makanan enak, berbelanja, karir, atau lainnya. Tapi apakah ini benar-benar sebuah kesenangan sejati? Karena pada prosesnya, layaknya me...