Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Memilih Cara Merespon

Gambar
  Gambar di akses dari:  https://unsplash.com/photos/rDEOVtE7vOs Tulisan ini merupakan refleksi p anjang dan belum selesai mengenai filosofi hidup. Pertama kali berkenalan dengan filosofi ini dalam buku Filosofi Teras, kemudian dilanjutkan dengan podcast Satu Persen, dan kemudian segala niche yang serupa muncul di beranda media sosial. Refleksi pertama yang saya baca mengenai penerimaan. Konsep ini berangkat dari “sesuatu yang bisa kita kendalikan dan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan”. Yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri, dan yang ada di luar kendali adalah faktor eksternal, termasuk orang lain dan lingkungan. Diri kita, adalah satu-satunya yang ada dalam kendali kita. Tuhan beri manusia akal untuk mampu mempertimbangkan segala keputusan,   entah konsekuensi itu berdampak langsung dalam kehidupan atau justru berakibat jangka panjang (konsep surga neraka), yang jelas, akal itu memang memiliki proporsi yang cukup tinggi dalam tingkatan kualitas manu...

Tumbuh: Kiat Menjadi Manusia non-Stagnansi

Gambar
  Gambar di akses dari:  https://unsplash.com/photos/OyCl7Y4y0Bk Ketika hendak memulai paragraf ini, tiba-tiba saya teringat Elon Musk , tentang cara belajarnya hingga menciptakan inovasi yang menjadi pelopor di bidangnya. Musk mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa jika manusia mengetahui hakikat ilmu pengetahuan, maka banyak sekali hal yang akan tercipta, dan poin paling penting dalam menemukan hakikat tersebut adalah melalui pertanyaan yang tepat. Dari sini kabel pengetahuan membawa saya kepada alur berpikir akademis, bukankah memang selama ini dalam riset atau skripsi kita diharuskan untuk memiliki pertanyaan atas masalah yang dikaji? Lantas, seberapa dalamkah pertanyaan dalam riset kita? Bila dibawa ke pola berpikir Musk, seharusnya berjuta-juta skripsi, tesis, disertasi, dan riset lapangan sudah mampu menyelesaikan segala lini persoalan manusia, tetapi nyatanya riset yang baik dan berkualitas saja belum cukup, terdapat kesenjangan dana antara peneliti dengan produk rise...

Stuck: Sebuah Ulasan Melepaskan Diri dari Belenggu Pikiran

Gambar
  Gambar diakses dari:  https://unsplash.com/photos/5Q07sS54D0Q Teman -teman pembaca pernahkah mengalami stuck pada suatu hal? Dan ketika stuck ini muncul, kita kehabisan ide dan cara untuk melanjutkannya kembali? Saya pernah, pada beberapa hal. Belakangan, saya justru menyadari stuck menjadi sebuah berkah atas ketidaksiapan dan ketidakmatangan pikiran saya. Sehingga saya dapat melakukan evaluasi dan menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Pada tulisan ini saya ingin sharing mengenai kiat yang saya lakukan ketika sedang stuck. Tentunya, pengetahuan ini saya dapatkan setelah pengalaman panjang dan proses dengan orang-orang baik yang memberikan saya pecahan-pecahan nasihat sepanjang hidup. Stuck pertama yang kerap saya alami sebagai penulis dan researcher adalah kehabisan ide untuk melanjutkan tulisan. Rasanya seperti pas tidak pas dengan redaksi dan substansi yang ingin disampaikan dalam tulisan. Kebingungan ini saya dapatkan hampir di semua jenis tulisan, baik esai,...