Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Ruang Aman: Yang Bergema, Nyaring, dan Kosong

Gambar
  Foto diambil dari pameran artbook Yogya 2024 Belakangan, aku mendengar banyak sekali orang menggunakan diksi “ruang aman”, di media sosial juga begitu, di tempat-tempat nongkrong juga begitu. Hingga suatu hari akhirnya aku jemu mendengar diksi tersebut, terlebih orang-orang yang menjelaskannya secara panjang lebar—sementara aku tahu mereka barangkali tak benar-benar paham apa itu ruang aman, yang tercermin dari perkataannya, laku jejaknya. Aku juga tidak ingin buru-buru mendefinisikan ruang aman secara fix seolah itu adalah ruang yang sudah selesai dan terkungkung dalam definisi pribadiku. Tapi aku tahu—kalian tahu, yang kita pikirkan mungkin sama, ruang aman dalam definisi mainstream—tapi tentu bukan satu-satunya, definisi itu haruslah bergerak ke arah yang progresif, dalam pengetahuan, gerakan, atau minimal sekali mengendap dalam akal budi sendiri. Setelah banyak muncul kasus Kekerasan Seksual (KS) di ranah akademik, akhirnya kampus-kampus di Indonesia berbenah dan mulai me...

Tentang Puisi dan Bagaimana Aku Mengamini Ke-Maha-an-nya

  Di bangku es dua, aku berkenalan dengan teman yang sudah sangat lama tidak kusapa, ia ada dalam gudang memoriku yang bercampur pengalaman kuliah tidak menyenangkan, titik-titik pengetahuan yang tidak bersambung kemana-mana, dan lain sebagainya dan lain seterusnya. Ialah puisi, yang dulu karya-karya Adonis atau Mahmoud Darwish sering muncul di pengalaman keseharianku. Tapi hanya itu! berkelindan dari satu masalah ke masalah lainnya. Salahku karena pengetahuanku yang terbatas. Tapi entah sejak kapan, puisi menjadi bagian yang tersimpan rapi dan aku menisbatkannya sebagai “hal-hal yang bukan untukku”. Aku menghormatinya seadanya, seperti orang luar sastra memandang puisi barangkali (?), padahal seharusnya jarakku dengan puisi lebih dekat—seharusnya, idealnya, begitu. Thanks to Lia, puisi-puisinya indah, ia acap kali mempengaruhiku untuk membaca buku-buku puisi, atau memotivasi secara tidak langsung untuk menulis selama es satu. Sampai kini, puisi dan tulisan Lia senantiasa menyi...