Ruang Aman: Yang Bergema, Nyaring, dan Kosong
Foto diambil dari pameran artbook Yogya 2024 Belakangan, aku mendengar banyak sekali orang menggunakan diksi “ruang aman”, di media sosial juga begitu, di tempat-tempat nongkrong juga begitu. Hingga suatu hari akhirnya aku jemu mendengar diksi tersebut, terlebih orang-orang yang menjelaskannya secara panjang lebar—sementara aku tahu mereka barangkali tak benar-benar paham apa itu ruang aman, yang tercermin dari perkataannya, laku jejaknya. Aku juga tidak ingin buru-buru mendefinisikan ruang aman secara fix seolah itu adalah ruang yang sudah selesai dan terkungkung dalam definisi pribadiku. Tapi aku tahu—kalian tahu, yang kita pikirkan mungkin sama, ruang aman dalam definisi mainstream—tapi tentu bukan satu-satunya, definisi itu haruslah bergerak ke arah yang progresif, dalam pengetahuan, gerakan, atau minimal sekali mengendap dalam akal budi sendiri. Setelah banyak muncul kasus Kekerasan Seksual (KS) di ranah akademik, akhirnya kampus-kampus di Indonesia berbenah dan mulai me...